MENATAP SANG MENTARI
Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok
seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tertidur. Serta dapat ku lihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan.
Dari timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya.
Aku berjalan kehalaman depan rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar
untuk berlalu lintas dari kejauhan terlihat sawah-sawah milik para petani yang
ditanami padi masih berwarna hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai. Dihalaman rumah kakek ku yang menghadap ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang,
[[[[[][
ada pohon mangga yang berbuah lebat.disamping kiri pohon mangga terdapat pula
pohon jambu air yang belum berbuah karena belum musimnya.
Dan disebelah kanan rumah ada pohon rambutan yang buahnya sangat manis rasanya.
Sungguh pemandangan yang indah desa yang sangat asri dan damai
ini adalah desa tempat tinggal kakek ku serta tempat kelahiran ku.
Desa yang bernama Nambah dadi ini adalah tempat yang paling sering aku kunjungi
saat liburan. Selain bias bertemu kakek dan nenek
aku juga biasa melihat pemandangan yang indah nan damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar