Senin, 04 April 2011

psikologi pendidikan

Bab i
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Pada dasarnya setiap manusia memerlukan bimbingan agar mendapatkan pendidikan yang baik. Seperti menurut undang-undang RI no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pada pasal I yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Hal ini diperlukan adanya pendidik professional yaitu guru disekolah-sekolah dasar dan menengah dan dosen di perguruan tinggi.
            Diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan juga calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan dengan pendekatan guru yang erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar dalam suasana zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini. Untuk memenuhi kebutuhan akan spikologi terapan dengan pendekatan baru. Psikologi pendidikan ini disusun dengan harapan dapat member kontribusi yang berarti dalam memantapkan kualitas potensi calon guru dan guru professional yang bertugas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

B.     Rumusan Masalah
Makalah ini berisi tentang pembahasan psikologi pendidikan, arti penting psikologi pendidikan, sejarah dan metode psikologi pendidikan, hakikat dan hubungan antara pendidikan dan pengajaran.

C.    Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pembahasan, maka makalah ini dibagi ke dalam tiga bab, masing-masing bab terdiri atas beberapa sub bab.
Bab dua, pembahasan yang berisikan tentang psikologi pendidikan, arti penting psikologi pendidikan, dan hakikat dan hubungan antara pendidikan pengajaran.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Psikologi Pendidikan
1.      Definisi psikologi
Dalam istilah lama disebut ilmu jiwa. Ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa greek (yunani), yaitu :
1.      Psyche yang berarti jiwa.
2.      Logos yang berarti ilmu, jadi psikologi memang berarti ilmu jiwa.
Pada mulanya psikologi digunakan para ilmuwan dan para filosofis untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai yang primitive sampai yang ilmuan dan etika falsaki. Kaidah saintifik dan patokan etika filosofis itu tak dapat dibedakan begitu saja sebagai muatan psikologi.
Macam-macam definisi psikologi yang sama lain berbeda, Seperti :
1.      Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental)
2.      Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind)
3.      Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior).
Dan lain-lain definisi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang mendefinisikannya.
Pada asasnya psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organidme manusia. Dalam hubungan ini, psikologi dedifinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan (uleitman 1986). Hal-hal yang tampak sederhana pun menjadi objek psikologi, seperti bagaimana kita tetap ingat cara mengendarai sepeda meskipun telah 20 tahun kita tidak memakainya, mengapa kita bicara, mengapa kita cinta, cemburu, benci dan sebagainya.
            Dan seorang pakar psikologi membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan.
1.      Psikologi adalah studi (penyeledikan) mengenai “ruh”.
2.      Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”
3.      Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku organism”.

2.      Definisi Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapatkan awalan me, sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara pendidikan psikologi akan menyusun dan memaparkan lebih lanjut. Namun, tentu anda dapat memperbanyak buah-buah yang perlu di petik dari psikologi pendidikan sepanjang anda butuhkan :
1.      Proses perkembangan siswa.
Tahapan-tahapan perkembangan yang lebih perlu dipahami sebagai bahan pertambangan pokok dalam penyelenggaran proses belajar mengajar adalah tahapan – tahapan yang berhubungan dengan perkembangan ranah cipta para siswa. Ranah cipta dengan segalah variasi dan keunikannya merupakan modal dasar para siswa dalam menjalini proses belajar mengajar dan pembelajaran materi tertentu, serta dalam mengikuti proses belajar mengajar yang dikelolah guru kelas.
2.      Cara Belajar Siswa
Dimana proses pendidkan berlangsung alasan utama kehadoiaran guru adalah membantu untuk membantu siswa agar belajar – sebaiknya. Oleh karena itu, adalah hal sensial (pokok, dasar). Bagi guru untuk mengalami sepenuhnya cara dan tahapan belajr yang terjadi  pada diri siswanya.
Pokok – pokok mengenai proses beljar tersebut meliputi ;
1)      Sikni fikasi arti penting belajar
2)      Teori – teori belajar
3)      Hubungan belajar drngan memori dan pengetahuan;dan
4)      Fase – fase yang dilalui dalam perisstiwa belajar
Cara penting memahami murid dan sisiwa adalah : pendekatan belajar, kesulitan belajar dan alternative – alternative (pilihan – pilihan)

3.      Pengambilan keputusan untuk pengelolahan PBM
Dalam pengelolahan sebuah proses belajar mengajar (PBM), seorang guru dituntut untuk menjadi fiqur sentral (tokoh inti) yang kuat dan berwibawa, namun tetap bersahabat. Sebelum mengelolah sebuah proses belajar mengajar, anda perlu merencanakan terlebih dahulu satuan bahan atau materi dan tujuan – tujuan yang hendak dicapai. Sesuai dengan perencanaan dan tujuan materi pengjarannya.
Agar sebuah pengelolahan proses belajar mengajar mencapai sukses, seorang guru hendak memandang dirinya sendiri sebagai seorang professional yang efektif. Pandangan positif ini di ejawantahkan dalam bentuk upaya – upaya pengambilan keputusan mengenai materi pelajaran penyajian materi tersebut yaitu tersurat dan gambling.
Namun dalam hal pengambilan keputusan – keputusan diatas perlu disusun dan diutarakan hambatan – hambatan yang umum dialami para guru. Faktor penghambat – atau paling tidak pembatas gerak – pambuatan keputusan. Keputusan intruksional yang sering merintangi para guru pada umumnya meliputi :
1)      Kurangnya kesdaran guru terhadap masalah – masalah belajar yang mungkin dihadap para siswa.
2)      Kesetiaan terhadap gagasan lama yang sebenarnya sudah tak dapat diberlakukan lagi.
3)      Kurangnya sumber – sumber informasi yang diperlukan; dan
4)      Ketidakcermatan observasi terhadap situasi belajar mengajar.


B.     Sejarah, Cakupan, dan metode Psikologi Pendidikan

1.      Sejarah khusus mengungkapkan secara cermat bahwa psikologi pedidikan konon pernah dilakukan secarah alkadarnya oleh para ahli, seperti Boring dan Murphy pada tahun 1929 dan Burt pada tahun 1957, tetapi terbatas untuk psikologi pendidikan yang berkembang diwilayah inggris. Sudah tentu riwayat psikologi pendidikan yang mereka tulis itu tak dapat kita jadikan acuan bukan saja karena keterbatasan wilayah pengembangan, melainkan juga karena kadaluarsa karya – karya tulis tersebut.
Kenyataan yang tak dapat dipungkiri bahwa penggunaan psikologi dalam dunia pendidikan sudah berlangsung sejak zaman duhulu. Namun, seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, akhirnya lahir dan berkembang secara resmi. Pendahulu pemikiran psikoanalisis adalah Herbart. Herbart adalah seorang fisilok dan pengarang kenamaan yang lahir di Oldenburg, jerman, pada tanggal 4 Mei 1777. Pada usia 29 tahun ia menjadi dosen filsafat di Gontigen dan mencapai puncak kariernya pada tahun 1809 ketika dia diangkat menjadi ketua Pengurusan Filsafat di konsiberg sampai tahun 1833. Ia meninggal di Gontigen pada tanggal 14 Agustus 1841.
Nama herbart kemudian diabadiakan sebagai nama sebuah aliran psikologi yang disebut Herbartianisme pad tahun1820an.

2.      Cakupan psikologi pendidikan pada asasnya adaalah sebuah disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah laku belajar, tingkah laku mengajar (oleh guru dan sisiwa ayng saling berinteraksi).
Inti persoalan psikologis dalam psikologi pendidikan, tanpa mengabaikan persoalan psikologi guru, banyak ahli yang membatasi pokok – pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi 3 macam
1)      Pokok bahasan mengenai ”belajar” yang meliputi teori – teori, perinsip - perinsip, dan ciri – cirri khas perilaku siswa. Dan
2)      Pokok bahasan mengenai “Proses belajar” yakni tahapan perbuatan dan pristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
3)      Pokok bahasan mengenai “Situasi belajar” yakni suasana dan keadaan lingkungan baik besifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa.

3.      Metode psikologi pendidikan yaitu metode eksprimen, metode ini merupakan serangkain percobaan yang dilakukan eksperimenter (Peneliti yang bereksperimen) di dalam sebuah laboratorium atau ruangan tertentu lainnya. Kemudian metode kuesioner lasim juga disebut sebagai metode surat menyurat. Kuesioner disebut mail survey “Karena pelaksanaan penyebaran dan pengambilannya sering dikirim dari responden melalui jasa pos”. kemudian metode study khusus adalah sebuah metode yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek – aspek psikologis seseorang siswa atau sekelompok siswa tertentu.kemudian metode penyelidikan klinis atau sebut saja metode klinis hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau psikiater. Dalam metode ini terdapat prosudur diaknosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa serta cara – cara memberi perlakuan pemulihan (psychological treatment) terhadap kelainan jiwa tersebut.
Kemudian metode observasi naturalistik adalah sejenis observasi yang dilakukan secara alamiah dalam hal ini, peneliti berada diluar objek yang diteliti atau ia tidak menampakan diri sebagai orang yang sedang melakukan penelitia. Dan observasi ini juga banyak digunakan oleh para ahli ilmu hewan untuk mempelajari prilaku hewan tertentu.

C.     Hakikat dan Hubungan antara Pendidikan – Pengajaran.
Hakikat dan hubungan antara Pendidikan – pengajaran dibagi menjadi 2, yaitu;
1)      Ragam Arti Pendidikan dan Pengajaran.
Akar kata pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara hafiah artinya memelihara dan memberi latihan. Sedangkan “Pendidikan”, seperti yang pernah penyusun singgung sebelum ini adalah tahapan – tahapan kegitan mengubah sikap dan prilaku seseorang atau sekelompok orang yang melalui upaya pengajaran danpelatihan.
            Dalam bahasa arab “Pendidikan disebut “tarbiyah” yang berarti proses persiapan dan pengasuhan manusia pada fase – fase awal kehidupan yakni pada tahap perkembangan masa baiyi dan kanak – kanak. Dan dalam bahas ainggris pendidikan disebut education, istilah education memiliki dua arti, yakni arti dari sudut orang yang menyelenggarakan pendidikan dan arti dari sudut orang yang di didik.
            Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengajaran disebut fannual – taklim, yang dalam bahasa inggris diterjemahkan dengan kata Pedagogy dan Pedagogics yang artinya ilmu mengajar. Pedagogi dan pedagogic adalah dua kata yang sama artinya yakni pengetahuan, seni, prinsip, dan perbuatan pengajar. Perbedaan arti pedagogi dan pedagogik adalah kalau pedagogi sebagai pendidikan, dan pedagogik sebagai ilmu pengetahuan.
            Selanjutnya istilah pengajaran dalam bahasa inggris disebut instruction atau teaching. Akar kata instruction adalah memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, mengajar agar melakukan sesuatu: member informasi.

2)      Hakikat Hubungan Pendidikan dengan Pengajaran
Hubungan pendidikan dan pengajaran cukup erat kaitannya karena menurut undang – undang nomor 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional Bab 1 pasal 1, adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkanpeserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan agar peserta didik tersebut berperan dalamkehidupan masa depannya. Selain pengajaran dalam pendidikan juga diperlukan adanya bimbingan sebagaimana tersebut dalam kutipan dari UUSPN di muka. Bimbingan, seperti juga latihan adalah bagian penting yang ideal karena akan berdampak kebaikannya penanggulangan kesulitan belajar dan pelaksanaan rimedial teaching yang secara psikologis di diktis merupakan salah satu keharusan bagi guru.
            Berdasarkan uraian diatas, dan juga uraian mengenai ragam arti pendidikan dan pengajaran, jelas betapa eratnya hakikat hubungan antara pendidiakan dan pengajaran.
            Selain itu, ada juga pula beberapa macam peresepsi sumbang yang muncul dikalangna mahasiswa mengenaihakikat hubungan pendidikan dengan pengajaran, antara lain yang paling menonjol bahwa pendidikan itu:
1)      Jauh berbeda dangan pengajaran,
2)      Lebih penting dari pengajaran,
3)      Karena pengajaran hanya menanamkan  pengetahuan kedalam aspek kognitif (ranah cipta) dan sedikit  memberikan keterampilan psikomotor, sedangalan aspek efektif (ranah rasa) tak pernah tersentuh.
            Persepsi – persepsi ini yang ada dalam pengalaman belajar mahasiswa, karena kesaksian mereka terhadap kenyataan yang tampak dilapangan. Namun apapun alasannya, mengubah peresepsi yang kurang selaras dangan perinsip – perinsip psikologi pendidikan itu ternyat tidak gampang. Dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan berdasarkan pikiran. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses penubahan sikap dan tingka laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui uapaya pengajaran dan pelatihan.
            Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagi sebuah proses dengan metode – metode tertentu sehingga orang mempeoleh pengetahuan, pemahaman dan cara tingka laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dan dalam pengertian luas pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemempuan – kemampuan dan perilaku - perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.
            Dalam defenisi yang panjang ini terdapat dua kata kunci yang menurut hemat penyusun perlu disoroti yaitu kedewasaan “dan tanggung jawab moril”. Kedewasaan ini diartikan sebagai kondisi yang sudah akil baliq atau sudah berusia cukup tua. Dan tanggung jawab moril ini juga diartikan sebagai segala perbuatan yang dilakukan secara moral dan mampu bertanggung jawab segala perbuatannya. Karena tanggung jawab moral itu bersifat nisbi (dapat begi atau begitu). Karena perlu pembatasan yang tegas, apakah moral kemasyarakatan, moral hokum, atau moral keagamaan.
3.  Defeniosi Piskologi Pendidikan.
            Piskologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah subdisiplin piskologi, bukan piskologi itu sendiri. Karena mereka menganggap piskologi pendidikan tidak memiliki tiori, konsep, dan tiori sendiri.
            Sebuah subdisiplin ilmu piskologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal – hal sebagian berikut
1.      Penerapan prinsip – prinsip belajar dalam kelas
2.      Pengembangan dan pembaruan kurikulum
3.      Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
4.      Soialisasi proses – proses dan inntraksi proses – proses tersebut dengan pendaya gunaan ranah kognitif
5.      Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
B. Arti penting pikologi pendidkan.
            Keharusan yang  takdapat di tawar – tawar lagi setiap pendidik yang kompeten dan professional adalah melaksanakan profesinya dengan sesuai keadaan peserta didik. Dalam hal ini, tanpa mengurangi peranan diduktif dan metode psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berupaya memahami keadaan dan perilaku manusia, termsuk para siswa yang satu sama lainnya, amat penting bagi para guru di semua jenjang pendidikan. Jenjang pendidikan ini meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pendidikan menengah 3 tahun yang diselenggarakan dalam institusi sekolah dan madrasah.
            Para ahli piskologi dan pendidikan pada umumnya berkeyakinan bahwa dua orang anak yang kembar tidak pernah memiliki respon yang sama persis terhadap situsi belajar mengjar disekolah. Keduanya mungkin  berbeda dalam hal pembawan, kemtangan jasmani, intelegesi, dan keterampilan / jasmaniah.para pendidk, khususnya para guru sekolah sangat memilik kalau tidak menguasai pengetahuan psikologi yang sangat memadai agar dapat mendidik para siswa daslam belajar mengajar yang berdaya guna and berhasil guna. Pengetahuan pengetahuan psikologi pendidikan bagi para guru berperan penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah – sekolah. Hal ini di sebabkankan eratnya hubungan antara psikologi khusus tersebut dengan pendidikan. Seerat metodik dangan kegiatan pengajaran. Pengethuan yang bersifat psikologis tidak hanya diperlukan oleh calon guru atau guru yang sedang bertugas di lembaga pendidikan formal. Para dosen dipendidikan tinggipun, bahkan orang tua, dan mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidiakan informal seperti para kiai di pasantren, para pendeta dan pastur di gereja.
Disamping psikologi pendidikan, dalam beberapa dasawarsa terakhir ini berkembang pula pengetahuan sejenis tetapi lebih sempat di sebut “Didiaksologi”.
Didiaksologi adalah sebuah disiplin ilmu pendidikkan yang masih muda belia dan belum dikenal secara luas, pada dasarnya lebih banyak menggali dan membahas struktur dasar intraksi dalam proses belajar mengajar yang sebelumnya tidak disentuh oleh ilmu didaktik tradesional. Didaksologi dikembangkan dan digunakan dalam tradesi dunia pendidikan Eropa Barat, sedangkan piskologi pendidikan dan digunakan di Amerika serikat, bahkan Eropa Barat juga dipelajari orang.
Berberda dengan psikologi pendidikan, psikologi pengajaran lebih menkankan aspek – sapek penyajian materi pelajaran dan komonikasi antara guru dan para sisswa dalam proses intruksinal dan proses belajar mengajar.
Ada 10 macam kegiatan pendidikan kegiatan yang banyak memrlukan prinsip – prinsip psikologi yakni :
1)      Seleksi peneriman siswa baru
2)      Perencanaan pendidikan
3)      Penyusun kurikulum
4)      Penelitian kependidikan
5)      Ademistrasi kependidikan
6)      Pemilihan materi pelajaran
7)      Infraksi belajar mengajar
8)      Pelayanan  bimbingan dalam penyululuhan
9)      Metodologi mengajar
10)  Pengukurtan dan evaluasi
BAB III

KESIMPULAN :
Dapat kita simpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cara atau sistem dalam mengajar dan mendidik para murid dan siswa, karena dengan adanya psikologi pendidikan. pendidik bisa menciptakan sesuatu agar subjek yang dibimbing tidak bosan,dan mudah dimengerti dalam system belajar. Dan dalam unsur pendidikkan murid atau siswa memiliki interaksi edukatif (timbal balik), maksud dalam timbal balik ini adalah anak didik dan pendidik saling menerima dan saling menghargai supaya dalam belajar mengajar tidak kaku, makanya dengan adanya psikologi pendidikan, pendidik  bisa tahu sifat anak didik dalam balajar.





 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar